Dana Pensiun Vs Dana Pendidikan Anak, Sebenarnya Mana yang Lebih Penting?

Uang  
Mempersiapkan dana pendidikan dan dana pensiun. (foto: republika.co.id)
Mempersiapkan dana pendidikan dan dana pensiun. (foto: republika.co.id)

Dilema ini sering menghinggapi para orang tua muda yang sedang berada di fase produktif. Mendahulukan dana pensiun atau justru mengutamakan dana pendidikan untuk anak?

Idealnya keduanya berjalan seiringan. Sembari menabung untuk pendidikan anak juga menyiapkan dana pensiun untuk diri sendiri.

Namun, di kehidupan nyata justru sering tidak sejalan dengan idealisme yang diinginkan karena beberapa faktor penyebab. Lalu kalau sulit untuk melakukan keduanya berbarengan, maka sebaiknya mana yang harus didahulukan?

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Menurut Prita Hapsari Ghozie, seorang financial planner melalui akun Instagram @pritaghozie, dikutip Senin, 23 Januari 2023, gagal dalam persiapan dana pensiun sebenarnya membawa dampak lebih besar dibandingkan persiapan dana pendidikan yang terbatas.

Lantaran tidak menyiapkan dana pensiun dengan baik akan membuka peluang menciptakan sandwich generation bagi anak-anak kita kelak. Yang pasti akan lebih menyulitkan bagi kehidupan mereka nantinya.

Namun, ada kondisi-kondisi tertentu yang membuat mendahulukan dana pendidikan menjadi lebih penting ketimbang dana pensiun. Seperti:

• Mempunyai anak berkebutuhan khusus

• Kelahiran anak di usia orang tua yang masih muda

• Terjadi kehilangan penghasilan orang tua.

Bila terjadi kondisi spesial seperti ini tentu mau tak mau dana pendidikan anak menjadi lebih prioritas daripada dana pensiun.

Jika saat ini orang tua baru bisa memprioritaskan dana pendidikan anak, tentu saja langkah awalnya adalah survei dengan tujuan untuk memetakan kecocokan calon sekolah dengan value dan kemampuan finansial orang tua.

Semua orang tua tentu ingin memberi pendidikan yang terbaik untuk buah hatinya. Tapi ingat, kemampuan finansial orang tua sangat menjadi faktor penentunya. Karena orang tua tentu tak mau anaknya harus berhenti di tengah jalan atau terpaksa pindah sekolah karena salah berhitung tentang kemampuan finansialnya.

Berkaitan dengan ini, Prita Hapsari Ghozie memberikan beberapa indikator yang bisa menjadi parameter bagi para orang tua untuk mengukur sejauh mana kemampuan finansialnya dalam memilih sekolah dan menyiapkan dana pendidikan buat anak.

• Biaya bulanan sekolah maksimal 10% dari penghasilan bulanan.

• Berhasil mengumpulkan uang pangkal 6 bulan sebelum tanggal daftar.

• Punya cadangan dana untuk bayar spp bulanan hingga 2 tahun ke depan.

• Punya biaya ekskul dan biaya pendidikan tambahan minimal 5% dari penghasilan bulanan.

Sementara itu, Annisa Steviani, yang juga seorang financial planner, menambahkan bahwa memberikan pendidikan untuk anak sebatas kemampuan orang tua sangatlah penting. Karena dalam hidup tentu ada komponen-komponen lain yang juga harus diperhitungkan selain biaya pendidikan anak.

Oleh karena itu, Annisa melalui akun Instagram @annisast memberikan panduan mudah untuk mengukur kemampuan orang tua dalam menyiapkan dana pendidikan untuk anaknya, yakni:

• Tidak berutang. Karena dana pendidikan bisa disiapkan jauh-jauh hari.

• Tidak mengganggu cashflow keluarga dan kebutuhan rutin lainnya.

• Tidak mati-matian sampai menyulitkan diri sendiri dan orang lain.

• Tidak hanya fokus pada satu anak bila anak lebih dari satu.

Jadi, sebagai orang tua tentu kita ingin selalu memberikan yang terbaik untuk anak-anak. Namun sebesar apapun rasa sayang kita, memilih keputusan finansial terbaik bagi kita sendiri dan anak-anak sangat penting karena kita harus sadar bahwa anak bukanlah investasi dana pensiun kita.

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image