Agar Masyarakat tak Terjebak Platform Investasi Ilegal

Bisnis  
Menentukan investasi yang legal/ilustrasi (foto: pixabay).
Menentukan investasi yang legal/ilustrasi (foto: pixabay).

Berdasarkan data dari Satuan Tugas (Satgas) Waspada Investasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK), total kerugian masyarakat akibat investasi bodong sudah mencapai lebih dari Rp 177 triliun dalam kurun waktu 10 tahun. Karena itu, Chief Executive Officer (CEO) Indodax, Oscar Darmawan, mengimbau masyarakat tak mudah terpengaruh dengan platform investasi ilegal yang menjanjikan keuntungan secara instan dan fantastis.

"Investasi pada dasarnya bertujuan sebagai pelindung nilai aset dengan cara ditukarkan kepada aset lain, bukan mencari keuntungan dari modal kecil dan mendapatkan hasil yang sangat besar dengan cepat. Untuk itu, perlu dipahami bagaimana memilih investasi yang benar," ujar Oscar dalam keterangan resminya kepada media, Jumat, 11 Maret 2022.

Menurut Oscar, cara menentukan investasi yang baik dan benar adalah dengan memilih platform yang resmi dan memilih produk investasi yang dikenali dan juga dimengerti.

Scroll untuk membaca

Scroll untuk membaca

Sebagai investor, Oscar melanjutkan, investasi harus dicocokkan dengan profil risiko masing-masing. Investor perlu sabar, berkomitmen, dan tetap tenang ketika pasar sedang merah karena fluktuasi. "Intinya, do your own research sebelum berinvestasi," katanya.

Oscar menambahkan, untuk menghindari terjebak pada platform tidak berizin, investor perlu mencari tahu terlebih dahulu mengenai platform investasi mana saja yang berizin resmi dari pemerintah.

Untuk kripto, pengawasan perdagangan berada di bawah Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan RI. Indodax merupakan platform jual beli kripto yang resmi karena telah mendapatkan legalitas dari Bappebti dan merupakan anggota dari Asosiasi Blockchain Indonesia (ABI), serta memiliki tiga sertifikasi ISO.

Sebagai pelaku industri kripto, Oscar acapkali menemukan para investor pemula yang langsung terjun berinvestasi di kripto tanpa melihat kadar risiko masing masing dan tidak mempelajari terlebih dahulu apa itu kripto.

"Banyak sekali saya temukan investor kripto yang berharap keuntungan besar dan cepat. Bahkan sampai menggunakan 'uang panas' untuk membeli kripto dengan harapan bisa mendulang keuntungan secara cepat di beberapa waktu ke depan. Ketika market sedang merah, mereka panik. Karena itu tadi, tidak menggunakan uang dingin," jelas Oscar.

Padahal, Oscar menilai justru momen momen pasar 'merah' itu bisa dimanfaatkan untuk menambah portofolio investasi yang nantinya bisa dijual kembali ketika pasar sedang 'hijau' sehingga bisa mendulang profit dari sana.

Sebagai pelaku industri investasi, Oscar juga menyayangkan nama baik investasi jadi tercoreng dengan munculnya pemberitaan mengenai platform investasi ilegal. Untuk itu, ia mengajak seluruh platform investasi yang berizin dan resmi lainnya untuk bersama-sama memberikan edukasi secara masif.

"Saya rasa, kurangnya edukasi terhadap masyarakat menjadi PR besar untuk pelaku industri keuangan. Maka dari itu, saya mengajak platform investasi berizin dan resmi lainnya untuk membantu masyarakat bisa melek berinvestasi di platform yang resmi dan berizin," kata Oscar.

Menurut Oscar, edukasi merupakan kewajiban supaya masyarakat tidak mengalihkan uangnya justru kepada platform yang tidak berizin. Tentu ini sangat merugikan dan meresahkan. "Di Indodax, kami memiliki platform edukasi gratis bernama Indodax Academy yang bisa diakses oleh siapapun. Tujuannya untuk memberikan edukasi dan pemahaman mengenai seluk beluk investasi kripto, teknologi blockchain, dan lain lain," ujarnya.

Oscar berharap, dengan adanya platform edukasi gratis tersebut, masyarakat bisa mengenal investasi kripto secara lebih mendalam dan membuat masyarakat Indonesia lebih melek lagi terhadap aset digital.

Kontak Info

Jl. Warung Buncit Raya No 37 Jakarta Selatan 12510 ext

Phone: 021 780 3747

[email protected] (Marketing)

× Image